Di Chapter Sebelumnya :
Setelah beberapa hari tak masuk ke sekolah akibat 'sakit', kini Eisuke Hondo telah kembali ke sekolah. Dan untuk merayakan hal tersebut, bersama dengan Conan, Ran dan Sonokopun memutuskan untuk mengajak Eisuke bersenang-senang di sebuah Karaoke Box.
Akhirnya, mereka sampai di sebuah Karaoke Box dan menepati ruangan No 3 ...
Beberapa menit berlalu, Eisuke merasakan sesuatu dan kemudian permisi ke Toilet.
Namun hingga waktu sewa ruangan Karaoke hampir habis, Eisuke tak kunjung kembali.
Sampai akhirnya waktu telah benar-benar habis, Eisuke kembali dengan wajah yang terlihat sangat panik, pucat, dan cenderung terburu-buru ingin pulang.
Ada apa sebenarnya?
Dan disaat yang sama, sebuah kasus pembunuhan terjadi disana.
Apakah kasus ini ada hubungannya dengan Eisuke?
Ada apa dengan Eisuke? Apakah ia pelaku pembunuhnya?
Setelah mendapat perintah dari Conan, resepsionispun memanggil Polisi ...
Dan pada akhirnya, Takagi dan Inspektur Megure datang untuk menyelidiki kasus itu ...
"Berdasarkan SIM yang ada pada mayat tersebut, korban bernama Tatsumi Moniwa, 46 tahun ...
Bagian kepalanya dipukul dengan benda tumpul hingga tewas" Takagi memeriksa SIM korban.
"Setelan jas ini mungkin dipakai agar darah tak mengenai pelaku" Ucap Inspektur Megure.
"Yang menemukan korban adalah anda, resepsionis karaoke ini, kan?" Ia lalu bertanya ke resepsionis.
"I-iya" Jawab resepsionis.
"Apa korban bersama seseorang waktu datang ke sini?" Megure kembali bertanya.
"Tidak, dia hanya sendiri ...
Oh iya, saat itu dia punya permintaan aneh ...
Dia minta diberi tahu kalau anak-anak SMA yang bawa anak kecil itu sudah meninggalkan ruangan" Jelas resepsionis sambil melirik ke anak-anak SMA yang dimaksud.
Eh?"
"Ra, Ran?
"Kenapa?
"Katanya, dia pernah kesini dan barangnya tertinggal di ruangan itu ...
Jadi dia ingin mencarinya setelah mereka keluar" Jelas resepsionis lagi.
"Barang apa?"
"Entahlah, aku baru mau memberi tahu kalau mereka akan keluar, tapi malah menemui kondisi seperti ini ..."
"Tidak ..." Pikir Conan.
"Tak ada barang yang tertinggal ...
Dia hanya membuat alasan agar bisa membuntuti lagi begitu kami keluar dari ruang karaoke ...
Sama seperti saat mengikuti kami sebelum masuk ke sini ...
Mungkin alasan mengikuti kami adalah mengawasi atau melindungi seseorang ...
Ya, kalau dia agen FBI yang sedang ditugaskan ...
Yang paling mencurigakan adalah orang yang diikutinya, Eisuke Hondo ...
Dia tak suka terikat, tingkahnya aneh sejak kembali dari toilet,
Dia mungkin menyaksikan hal yang terkait dengan kasus ini" Lanjutnya dalam hati.
Setelah korban masuk ke ruangan, berapa orang yang keluar dari sini?"
"Tidak ada ...
Tapi, ada beberapa tamu yang datang ...
Yang datang lebih dulu sebelum dia adalah anak-anak SMA yang bawa anak kecil itu ...
Mereka di ruangan no 3 ...
Kemudian korban datang dan menempati ruangan no 5,
lalu tamu berwajah lonjong itu menempati ruangan no 2"
Setelah korban masuk ke ruangan, berapa orang yang keluar dari sini?"
"Tidak ada ...
Tapi, ada beberapa tamu yang datang ...
Yang datang lebih dulu sebelum dia adalah anak-anak SMA yang bawa anak kecil itu ...
Mereka di ruangan no 3 ...
Kemudian korban datang dan menempati ruangan no 5,
lalu tamu berwajah lonjong itu menempati ruangan no 2"
Setelah korban masuk ke ruangan, berapa orang yang keluar dari sini?"
"Tidak ada ...
Tapi, ada beberapa tamu yang datang ...
Yang datang lebih dulu sebelum dia adalah anak-anak SMA yang bawa anak kecil itu ...
Mereka di ruangan no 3 ...
Kemudian korban datang dan menempati ruangan no 5,
lalu tamu berwajah lonjong itu menempati ruangan no 2"
Disusul para tamu berkulit hitam di ruangan no 4 ..."
Lalu, bapak tua itu menempati ruangan no 1
Oh, berarti setelah beraksi, pelaku berani tinggal disini, ya?" Ucap Megure.
"Eh?"
"Jangan-jangan kalian..."
"Mencurigai kami ya!?" Mereka bertiga tak terima.
"Tu, tunggu dulu, Anda tadi bilang 'para' tamu berkulit hitam, kan?"
"I, iya, tadi dia bersama orang lain" Jelas resepsionis.
"Benar, aku memang mengajak seseorang kemari ...
Dan saat ini, dia sedang berbaring di ruangan kami" Jelas pria berkulit hitam.
Dan benar saja, di dalam ruangan tempat ia berada, terdapat seseorang yang beperawakan tak jauh beda dengan lelaki berkulit hitam berbaring di sofa.
Dia masuk angin, tapi memaksa bernyanyi hingga tenggorokannya sakit ...
Dia terus berada di ruangan, dia tak terkait dengan kasus ini" Jelas pria berkulit hitam.
"Tapi, harus ada buktinya kan ..." Ucap Takagi.
"..." Mendengar kalau hal itu harus dibuktikan, wajah Eisuke semakin pucat.
"Eisuke, kamu baik-baik saja? kok pucat?" Tanya Ran.
"Ng? tidak ada apa-apa" Sahut Eisuke.
"Hei, jangan-jangan kamu yang membunuhnya, ya?" Tanya Sonoko terang-terangan.
"Bu, bukan! Aku cuma lihat!" Jawab Eisuke.
"Lihat apa?"
"Itu ..." Akhirnya, Eisukepun mau menjelaskan alasannya :
"A, aku salah masuk ruangan saat kembali dari toilet ...
Aku masuk ke ruangan mereka ...
La, lalu... di, dia... be, berciuman dengan orang tadi!" Ternyata penyebab Eisuke panik adalah karena ia melihat lelaki berkulit hitam dan lelaki yang berbarin di sofa sedang berciuman. Apakah mereka pasangan sesama jenis?
"APAAA!?" Ran dan Sonoko shock.
"Huh, bagi anak-anak, hal itu begitu mengejutkan ya?" Ucap santai si lelaki berkulit hitam.
"I, ini bukan masalah anak-anak atau bukan ..."
"Hah? Memangnya ciuman di ruangan karaoke nggak boleh?" Ucap lelaki berkulit hitam itu lagi.
"Bu, bukan itu, kalau pasangan biasa, sih, tak masalah ...
Kalau sesama cowok, wajar saja mereka kaget" Ucap Takagi.
"HAAH?
"A, aku bisa mengerti kok" Ucap inspektur Megure.
"Kalian tak sopan, aku perempuan, tahu!! Uhuk uhuk" Sambil batuk, tiba-tiba orang yang ternyata perempuan itu terbangun dari tidurnya.
"Eh? Begitu?"
"Maaf" Takagi dan Megure lebih shock setelah tahu orang bertubuh kekar dan rambut pendek itu perempuan.
"Dia ikut fitness, wajar kalau banyak yang salah sangka" Jelas lelaki berkulit hitam.
"Ooh... begitu ya?" Eisuke merasa sedikit lega.
"Tapi syukurlah, aku sempat khawatir, loh!
Kondisimu aneh sih" Ucap Ran ke Eisuke.
"I, iya ...
syukurlah" Sahut Eisuke.
"Tetap saja kau mencurigakan" Pikir Conan dengan tatapan kesal.
Oh iya, gimana kalau kita lihat kamera pengawas yang ada di belakang resepsionis?
Ruangan korban memang tak terlihat, tapi ruangan lain terlihat, kita bisa tahu siapa yang keluar" Jelas resepsionis. Dan kemudian, merekapun melihat rekaman CCTVnya ...
Pkl 17:53, terlihat tamu no 2 keluar dari ruangannya ...
"Wah, ada yang muncul ...
Pertama, tamu dari ruangan no 2, dia mengarah ke ruangan korban dan tak terlihat lagi"
"Aku ke toilet ...
Anda lihat disana ada toilet, kan?" Jelas Tamu no 2.
"Lalu Eisuke (pkl.17.56) ...
Setelah itu, tamu dari ruangan no 4 (pkl. 18.04) ...
Ng? Saat tamu ruangan no 2 kembali dari toilet ..."
"Ya, aku juga mau ke toilet dan berpapasan dengannya" Jelas tamu no 4, lelaki berkulit hitam.
"Lalu, tamu ruangan no 5, apa anda juga ke toilet?"
"Tidak, aku pergi beli rokok ...
Tapi, rokok favoritku habis ...
Sempat bingung sih, tapi akhirnya aku tak jadi beli dan kembali" Jelas tamu no 5, lelaki pemancing.
"Dia kembali dalam waktu 2 menit (pkl. 18.07) hampir bersamaan dengan tamu di ruangan no 4 ..." Ucap Takagi.
"Lalu, Eisuke kembali seperti ceritanya, dia salah masuk ke ruangan no 4 ...
Ng? Setelah Eisuke kembali ke ruangan, terlihat sosok karyawan itu"
"Tadi aku sudah bilang, kan? Aku mau memberi tahu kalau anak-anak SMA itu mau pulang" Jelas si karyawan, resepsionis.
"Tapi, kau bisa saja bilang begitu, padahal sebenarnya membunuhnya kan?" Ucap curiga Megure.
"Kurasa tidak ...
Aku segera datang begitu mendengar teriakannya dan darah korban sudah hampir kering" Ucap Conan.
"Be, begitu ya?"
"Ya, tak sampai semenit setelah karyawan itu, menuju kesana,
Conan pun keluar dari ruangannya ..." Ucap Takagi.
"Berarti, tersangkanya Eisuke ...
dan anda bertiga"
"Baiklah, kami akan bertanya pada anda ...
Mohon tunggu di depan ruangan anda masing-masing, Ada benda yang kami cari" Ucap takagi, hendak mencari senjata pembunuh yang mungkin saja masih disimpan pelaku.
"Benda yang dicari?"
"Senjata pembunuh ...
Kami tak menemukan senjata tumpul yang digunakan untuk memukul korban ..." Jelas Megure.
"Baiklah, Pertama yang ada di ruangan no 1 ...
Siapa nama anda?"
"Aku Kunio Tamai ...
A, aku ke sini setelah mancing" Tamu no 1 memperkenalkan diri.
"Oh, karaoke sendirian setelah mancing?"
"Ta, tak boleh ya?"
"Tangkapan anda banyak, ya" Takagi melihat ke tangkapannya.
"Sebenarnya, sebagian besar ku beli di supermarket ..."
"Eh?"
"Alat pancingku terbawa air ...
Tapi, aku sudah janji pada keluargaku untuk membawa banyak tangkapan,
terpaksa aku beli ikan ...
Mereka akan curiga kalau aku pulang cepat,
makanya aku ke sini"
"Ya, memang benar di kotak ini tak ada alat pancing" Ucap Megure yang memeriksa kotak perlengkapannya.
"Aku Kyota Honma ..." Tamu no 2 memperkenalkan diri.
"Aku latihan karaoke disini karena sebentar lagi ada lomba karaoke di kantorku ..."
"Kantor anda dekat dari sini?"
"Tidak, soalnya aku malu kalau teman sekantorku tahu,
makanya aku sengaja ke tempat yang jauh"
"Anda beli rokok satu kotak?"
"Ya, aku perokok berat" Jelasnya.
"Yah, tapi tak mungkin juga memukul orang sampai mati dengan rokok ..."
Selanjutnya, giliran Eisuke ...
"Oh, karaoke setelah sekolah, ya?"
"I, iya"
"dasar anak muda" Ucap Megure dalam hati.
"Oh! itu maracas, kan? Aku suka alat ini" Takagi memeriksa ruangan itu dan kemudian menemukan Maracas, sejenis mainan bayi.
"Maracaspun mana bisa dipakai untuk membunuh" Ucap Megure dalam hati lagi.
Selanjutnya, tamu no 4 ...
"Aku Konji Arimoto ...
Aku ke sini bersama pacarku setelah latihan gym ...
Tak ada masalah, kan?"
"Lho? Ini minuman soda yang baru, kan?" Takagi menemukan sebotol soda merk baru yang isinya masih lumayan banyak.
"Ya, aku membelinya karena dia ingin mencobanya ...
Rasanya tak enak, jadi cuma minum sedikit" Jelas si kulit hitam.
"Oh"
"Botol juga mana bisa ...
Hm, kita sudah keliling ke semua ruangan, tapi senjata itu tak ada"
"Iya, toilet pun sudah digeledah" Ucap Conan yang ikut membantu.
"Mustahil! Senjata tumpul itu pasti ada di suatu tempat di karaoke box ini!
Aku ingin memastikan apa dia agen FBI atau bukan" Pikir Conan dan kemudian mengambil ponselnya, hendak menelpon seseorang.
"Telepon yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan ..." Sayang sekali tak bisa tersambung.
"Kenapa ponsel Bu Jody nggak bisa dihubungi?" Ternyata ia ingin memastikannya dengan menghubungi Bu Jody yang tak lain adalah anggota FBI.
"Inspektur!" Seorang penyelidik melapor ke inspektur Megure.
"Kami telah mencetak foto-foto yang ada di kamera korban ...
Di luar dugaan ..." Jelasnya.
"Di luar dugaan?"
Setelahnya, foto-foto itu diperlihatkan :
"Apa-apaan ini?
Semua foto-foto kita!!" Sonoko kaget.
"Apa dia penguntit?"
"Yah, sepertinya ini memang tak ada hubungannya dengan kami" Ucap tamu pemancing.
"Benar, kami bahkan tak kenal wajahnya" Tambah tamu no 4.
"Kalian tak berpapasan dengannya di lorong?"
"Tidak"
"Meski bertemu korban, pasti di lorong atau toilet"
" Aku juga belum lihat wajah tamu lain sampai pembunuhan ini terjadi ...
Wajar kan, kita curiga kalau anak itu pembunuhnya"
"Ya, bisa jadi dia dikuntit dan tanpa sadar membunuhnya"
"Ti-tidak!!" Bantah Eisuke.
"Hei, lihat baik-baik, dong!
Di semua foto ini, aku yang jadi pusat jepretannya!
Yang diincarnya aku! Bukan bocah berkacamata kuyu ini!" Bela Sonoko dan memang benar, yang jati pusat jepretan kamera adalah Sonoko.
"Ah ..." Tiba-tiba salah satu foto yang berada di tangan Sonoko itu terjatuh di kaki Conan, Conan hendak mengambilnya, tapi ...
"Nih, nak!" Tamu no 2 membantu mengambilkannya.
"Makasih ya paman" Ucap Conan. Dalam hati :
"Benar! Sonokolah pusat semua foto ini ...
Berarti, laki-laki yang dibunuh itu bukan FBI ...
Eh? Tunggu! Barusan ..." Conan menyadari sesuatu.
"Izinkan kami pulang! Ini sudah jam 7:30" Pinta tamu no 1.
"Belum bisa" Sahut Megure.
"Huh! aku sih, tak masalah tetap disini sampai kecurigaan itu jelas ...
Kebetulan, aku bawa kartu ...
Sambil menunggu, aku akan bermain poker atau black jack dengan pacarku" Ucap si lelaki berkulit hitam.
"Black jack!!!
Ya, hampir saja aku lupa cara itu" Pikir Conan yang sepertinya sudah tahu trick si pelaku.
Bersambung ke Detektif Conan Chapter 620
Tidak ada komentar:
Posting Komentar